KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa atas segala limpahan rahmat, inayahnya sehingga penulis dapat
menyelsesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isi yang sangat
sederhana. Salawat beserta salam kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah
mengantarkan kita dari alam yang gelap ke alam
yang terang benderanh ini dan telah meninggalkan dua pusaka yaitunya
Alquran dan Sunnahnya sebgai pedoman untuk kehidupan duani dan akhirat.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat
membantu menambah pngetahuan dan pengalaman bagi para pembaca mengnai mengenai sikap profesional keguruan dan menjadi pengetahuan dan bagaimana sikap profesional keguruan sebenarnya.
Batusangkar, 28 November 2014
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Supervisi
merupakan istilah baru yang menunjuk pada suatu pengawasan tetapi
konsepnya lebih manusiawi. Dalam kegiatan supervisi pelaksana bukan mencari
kesalahan akan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinaan agar pekerjaan
yang diawasi diketahui kekurangannya untuk dapat diberi tahu bagaimana cara
peningkatannya. Namun berdasarkan fenomena yang terjadi terdapat kesenjangan
antara harapan dan kenyataan dalam pelaksanaan supervise, berdasarkan
pengamatan terdapat ketidak konsisitenan antara pandangan normativ dengan
pandangan deskriptif mengenai supervisi. Seyogyanya supervisi harus memperbaiki
pengajaran tapi kenyataanya supervisor lebih menekankan pada tanggung jawab
administrativ guru, hal ini berimplikasi terbalik pada tidak terpenuhinya
keinginan guru mendapat bantuan langsung dari supervisor untuk memperbaiki
pengajaran, mestinya supervisor dapat mengkombinasikan tanggung jawab perbaikan
pengajaran dilihat dari aspek professional dengan tanggung jawab administrasi
guru untuk mencapai hasil yang lebih luas pada level kelas melalui
perbaikan pengajaran. Karena bantuan pengajaran merupakan pembinaan
professional, sedangkan pendekatan administrasi merupakan bagian dari birokrasi
Supervisi mempunyai peran
mengoptimalkan tanggung jawab dari semua program. Supervisi bersangkut paut
dengan semua upaya penelitian yang tertuju pada semua aspek yang merupakan
factor penentu keberhasilan. Salah satu model supervisi yang dilakukan di
sekolah adalah supervisi klinis.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Pengertian supervise klinis,teknik , tujuan dan
fungsinya
2. Pengertian supervisi kelas, dan Tekninya
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Supervisi Kelas
Supervisi kelas adalah serangkaian
kegiatan yang akan dilakukan oleh pengawas untuk mengawasi tentang : setumpuk pembuatan
administrasi kelas, akan diawasi dan dilihat kelemahan-kelemahannya selama
mengajar, setelah itu akan menerima banyak nasehat yang berkaitan dengan tugas
mengajar maupun perilaku guru pada umumnya.
B. Teknik- Teknik Supervisi Kelas
Teknik-teknik yang dilaksanakan dalam
BPS dapat diadopsi untuk digunakan dalam supervise kelas, sehingga supervise
kelas menjadi lebih “bersahabat” tidak menakutkan bagi guru, tetapi justru
merupakan hal yang dinanti-nanti oleh para
Ada 3 tahapan dalam melaksanakan
supervise kelas yang baik: 1. Tahap sebelum melakukan supervise kelas 2. Tahap Pelaksanaan Supervisi Kelas 3. Tahap setelah supervise kelas. Pada tahap
sebelum supervise kelas, hal-hal yang harus dilakukan oleh seorang pengawas
atau kepala sekolah adalah sebagai berikut :
1.
Buatlah kesepakatan kapan akan
dilakukan supervise kelas dengan guru yang bersangkutan
2.
Diskusikan materi pelajaran apa yang
akan diajarkan pada saat supervise kelas.
3.
Bantulah dalam membuat persiapan
mengajar dengan memberikan masukan-masukan yang lebih baik.
4.
Yakinkan pada guru yang bersangkutan
bahwa kedatangan anda (supervisor) bukan akan menilai atau mengawasi namun anda
datang akan memberikan bantuan teknis yang diperlukan oleh guru.
5.
Buatlah kesepakatan untuk membagi
peran antara anda (supervisor) dengan guru.
Anda dapat
memposisikan diri dalam 3 peran :
1.
Sebagai Tim Pengajar bersama-sama guru
2.
Sebagai asisten guru yang sedang
mengajar, misalnya bertugas membagikan lembar kerja, ikut mengkondisikan siswa
dalam kelompok, membantu dalam kerja kelompok dsb
3.
Sebagai pengamat pada tahap
pelaksanaan supervise kelas, hal-hal yang harus dilakukan oleh seorang pengawas
atau kepala sekolah adalah sebagai berikut :
a.
Datanglah pagi sebelum guru masuk di
dalam kelas untuk melakukan “kontrak” ulang tentang: langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilakukan, peran masing-masing yang akan dilakukan, dan
pengorganisasian waktu.
b.
Masuklah ke dalam kelas bersama-sama
dengan guru yang bersangkutan. Kalau supervisor masuk ke dalam kelas belakangan
maka akan menganggu konsentrasi anak pada saat proses pembelajaran, dan juga
mungkin menimbulkan rasa takut.
c.
Mintalah guru yang bersangkutan
untuk memperkenalkan diri anda (jika belum kenal) bahwa anda datang di kelas
tersebut akan membantu dalam proses pembelajaran agar tidak menimbulkan rasa
penasaran bagi anak.
d.
Sambil memerankan peran anda dalam
proses pembelajaran tersebut, jangan lupa tetap membuat catatan-catatan kecil
tentang kelebihan-kelebihan maupun kekurangan-kekurangan yang terjadi selama
proses pembelajaran.
e.
Jangan sekali-sekali mengambil alih peran guru
untuk anda kuasai.
Pada tahap
setelah supervise kelas, hal-hal yang harus dilakukan oleh seorang pengawas
atau kepala sekolah adalah sebagai berikut:Lakukanlah diskusi bersama guru
dengan mematuhi 5 langkah berikut :
1.
Tunjukkan sikap menghargai (tuliskan
komentar anda dibawah ini)
2.
Tanyakan refleksi diri yang penting
(tuliskan tanggapan guru tersebut dibawah ini)
3.
Tanyakan peningkatan yang ingin
dilakukan oleh guru tersebut (tulis tanggapan yang diberikan oleh guru
tersebut)
4.
Berikan saran atau arahkan diskusi
ke masalah lain yang belum disebutkan yang mungkin masih bisa ditingkatkan
(tuliskan saran anda dibawah)
5.
Rencana tindak lanjut (tuliskan
langkah-langkah selanjutnya yang diputuskan bersama) Dengan menerapkan
teknik-teknik di atas diharapkan kegiatan supervisi kelas dikemudian hari dapat
lebih diterima oleh guru sebagai hal yang sangatlah wajar atau bahkan merupakan
hal yang dinanti-nantikan oleh para guru.
C.
Pengertian
Supervisi Klinis
Supervisi klinis adalah supervisi yang
difokuskan pada perbaikan pengajaran dengan melalui siklus yang sistematis dari
tahap perencanaan, pengamatan, dan analisis intelektual yang intensif terhadap
penampilan mengajar sebenarnya dengan tujuan untuk mengadakan modifikasi yang
rasional”.
Adapun Keith Anderson
dan Meredith D. Gall mengemukakan bahwa supervisi klinis adalah proses membantu
guru memperkecil ketidaksesuaian atau kesenjangan antara tingkah laku mengajar
yang nyata dengan tingkah laku mengajar yang ideal. Secara teknik mereka
mengatakan bahwa supervisi klinis adalah suatu model supervisi yang terdiri
atas tiga fase, yaitu pertemuan perencanaan, observasi kelas, dan pertemuan
balik. Supervisi klinis adalah supervisi yang terfokus pada penampilan guru
secara nyata di kelas, termasuk pula guru sebagai peserta atau partisipan aktif
dalam proses supervisi tersebut (Mukhtar dan Iskandar, 2009:61)
Dari beberapa
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa supervisi klinis adalah suatu
proses bimbingan yang bertujuan untuk membantu pengembangan professional guru,
khususnya dalam penampilan mengajar, berdasarkan observasi dan analisis data
secara objektif sebagai pegangan untuk perubahan tingkah laku mengajar tersebut
.
a. Tujuan
Supervisi kelas
Tujuan supervisi
adalah mengembangkan situasi belajar dan mengajar yang lebih baik. Usaha
perbaikan mengajar dan mengajar ditujukan kepada pencapian tujuan akhir dari
pendidikan yaitu pembentukan pribadi anak secara maksimal.
Secara
nasional tujuan konkrit dari supervisi pendidikan adalah
1. Membantu guru dengan jelas dalam mencapai tujuan-tujuan
pendidikan
2. Membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar
murid
3. Membantu guru dalam menggunakan alat pelajaran modern,
metode-metode dan sumber-sumber pengalaman belajar.
4. Membantu guru dalam menilai kemajuan murid –murid dan
hasil pekerjaan guru itu sendiri.
5. Membantu guru-guru
baru disekolah sehingga mereka merasa gembira dengan tugas yang diperolehnya.
6. Membantu guru-guru
agar waktu dan tenaganya tercurahkan sepenuhnya dalam membina sekolah.
Sedangkan
tujuan khusus supervisi klinis antara lain adalah :
1.
Menyediakan feedback
bagi guru yang objektif dari kegiatan mengajar guru yang baru saja dijalankan.
2.
Mendiagnosis dan
membantu memecahkan masalah-masalah mengajar
3.
Membantu guru mengembangkan keterampilan dalam
menggunakan strategi belajar
4.
Sebagai dasar untuk menilai guru dalam
kemajuan pendidikan, promosi jabatan atau pekerjaan mereka
5.
Membantu guru mengembangkan sikap positif
terhadap pengembangan diri secara terus-menerus dalam karir dan profesi mereka
secara mandiri.
D.
Teknik
Supervisi Klinis
Tahapan
pelaksanaan supervisi klinis dalam bentuk siklus dimulai dengan kegiatan
pra-observasi atau pertemuan awal pra siklus dan dilanjutkan pada siklus 1,
mengamati (observasi) guru atau siklus 2, dan sesudah pengamatan (post
observasi) melakukan umpan balik siklus 3. Pada semua tahapan ini supervisor
dan guru berusaha memahami dan mengerti mengenai pengamatan dan perekaman data
adalah untuk perbaikan pengajaran yang dilakukan oleh guru.
1. Pra
siklus
Tahap-tahap pelaksanaan supervise
klinis pada tahap pra siklus dimulai dengan guru merasa butuh bantuan untuk
meningkatkan kualitas mengajar. Kebutuhan ini muncul, karena guru butuh
pelayanan dari supervisor agar guru mengetahui, memahami kelebihan dan
kelemahan dibidang ketrampilan mengajar untuk selanjutnya berusaha
meningkatkannya kearah yang lebih baik lagi. Pada tahap ini supervisor
meyakinkan guru bahwa melalui bantuan supervisor guru akan dapat mengetahui
kelebihan, kelemahan dan atau kekurangan dalam (1) mempersiapkan kegiatan
pembelajaran (rencana pelaksanaan pembelajaran). (2) membelajarkan peserta
didik mencapai kompetensi yang ditentukan dalam silabus dan RPP dengan
menampilkan keterampilan menngajar yang sesuai dengan materi pelajaran; dan (3)
secara terus menerus memperbaiki keterampilan mengajardan/atau mengembangkan
diri dalam menggunakan model dan strategi pembelajaran.
2.
Siklus pertama
Kegiatan siklus pertama ini adalah
guru dengan supervisor bersama sama melakukan review dokumen pembelajaran
dengan cara memeriksa dokumen kurikulum yang terdiri dari standar
isi, silabus dan rencana pembelajaran. Dari hasil review tersebut, selanjutnya
supervisor menjelaskan hal-hal yang penting untuk diperbaiki. Secara
bersama-sama pula antara guru dengan supervisor memperbaiki dokumen kurikulum
sampai memenuhi persyaratan baik dilihat dari substansi maupun mekanisme
pembelajaran dan dokumen tersebut siap untuk digunakan dalam kegiatan mengajar.
(Syaiful Sagala, 2010:204)
Pada siklus 1 ini kontrak dan isi kontrak yng dirumuskan bersama antara
supervisor dengan guru terdiri dari (1) supervisor meyakinkan guru hal yang
perlu diamatai tentang proses pembelajaran yang akan dilakukannya di kelas; (2)
menetapkan jenis ketrampilan dan aspek education touch yang akan dilatihkan;
(3) supervisor bersama guru membicarakan dan menyepakati jenis ketrampilan dan
aspek education touch yang akan dilatihkan oleh guru latih selama proses
pembelajaran berlangsung dikelas; dan (4) ketrampilan yang disepakati dapat
dipilih antara lain ketrampilan bertanya, memberi penguatan, variasi,
menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, memimpin kelompok kecil, mengelola
kelas, mengajar kelompok kecil dan perorangan. Setelah ada kesepakatan bersama
antara supervisor dengan guru mengenai aspek ketrampilan apa saja yang akan
diamati atau oservasi saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, maka kedua
belah pihak menandatangani kontrak tersebut dan siap untuk melaksanakan
kegiatan mengajar yang diamati oleh supervisor.
3. Siklus
observasi
Sesuai kontrak yang telah
disepakati bersama antara supervisor dengan guru, maka dilanjutkan dengan
kegiatan observasi dikelas. Guru mengajar dan supervisor mengamati guru
mengajar sesuai kontrak yang disepakati bersama. Dalam kegiatan observasi ini
supervisor mencatat dan merekam dengan cermat berbagai data dan informasi
penting prihal guru mengajar sesuai kontrak yang disepakati. Supervisor
mengamati guru mengajar dengan cara menggunakan lembar observasi atau merekam
dengan handycam jika peralatan tersedia atau dengan cara lainnya yang
memungkinkan untuk kegiatan observasi aktivitas mengajar guru. (Syaiful Sagala,
2010:210)
4.
Siklus ketiga Refleksi
Pertemuan setelah pengamatan
merupakan bagian penting dari perilaku postobservasi. Pertemuan balikan dalam
bentuk refleksi yang dilakukan bersama supervisor dengan guru dilakukan dengan
cara menciptakan suasana santai dan akrab dalam suasana keikhlasan dan obyektif
dari kedua belah pihak. Dengan penuh antusias, kejujuran dan keikhlasan
supervisor menanyakan perasaan guru yang diobservasi secara keseluruhan.
Setelah analisa data dalam kegiatan
refleksi para supervisor dan guru bisa mendapatkan (1) perbandingan perilaku
guru dan siswa (2) mengidentifikasi perbedaan-perbedaan perilaku siswa dan guru
(3) menyelesaikan perbedaan keputusan antara guru dan siswa (4) membandingkan
penggunaan isi, bahan-bahan, peralatan, ruang, fisik dan lingkungan social
sesuai dengan penggunaan identifikasi dan merencakanan masa depan mereka; dan
(5) membandingkan hasil belajar yang diharapkan dengan hasil belajar yang nyata
dalam konteks yang sesuai situasi seperti yang diuraikan dalam pengamatan.
(Syaiful Sagala, 2010.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Banyak
guru yang mengalami masalah/kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran pada mata
pelajaran yang diampunya. Kesulitan tersebut dapat disebabkan oleh
karakteristik mata pelajaran sehingga sulit dipahami guru atau kesulitan dalam aspek-aspek
teknis metodologis sehingga bahan ajar kurang dipahami peserta didik. Supervisi
klinis yang dilakukan pengawas sekolah kepada guru merupakan salah satu upaya
membantu guru untuk mengatasi masalah yang dialaminya dalam rangka memperbaiki
kualitas pembelajaran. Supervisi klinis adalah perbaikan pengajaran
dengan hubungan yang intens berlanjut dan matang antara supervisor dan guru
searah dengan perbaikan praktek profesional guru yang dapat menjamin kualitas
pelayanan belajar secara berkelanjutan dan konsisten. Supervisi klinis memiliki
karakteristik atau fokus antara lain, merubah cara mengajar serta didasarkan
atas bukti pengamatan.
Ada
tiga tahap kegiatan yang dilakukan dalam supervisi klinis yakni tahap pertemuan
awal pra siklus yang dilanjutkan pada siklus 1, tahap pengamatan (observasi)
guru atau siklus 2, serta tahap refleksi atau umpan balik siklus 3.
B.
SARAN
Demikian
makalah ini kami buat, semoga dengan adanya makalah ini bisa menjadi salah satu
bahan rujukan dan membantu proses perkuliahan, mohon maaf jika terdapat
kesalahan kata atau penulisan karena tidak ada manusia yang sempurna,
kesempurnaan hanya milik Allah SWT, mudah-mudahan makalah kedepan Demikianlah
lebih baik lagi. Amiiin ya robbal alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar