Sabtu, 07 Maret 2015

TEKNIK SUPERVISI KELAS DAN KLINIS



KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, inayahnya sehingga penulis dapat menyelsesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isi yang sangat sederhana. Salawat beserta salam kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah mengantarkan kita dari alam yang gelap ke alam  yang terang benderanh ini dan telah meninggalkan dua pusaka yaitunya Alquran dan Sunnahnya sebgai pedoman untuk kehidupan duani dan akhirat.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat membantu menambah pngetahuan dan pengalaman bagi para pembaca mengnai mengenai sikap profesional keguruan dan menjadi pengetahuan dan bagaimana sikap profesional keguruan sebenarnya.

                                                                Batusangkar, 28 November 2014

                                                                       Penulis












BAB 1
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Supervisi merupakan  istilah baru yang menunjuk pada suatu pengawasan tetapi konsepnya lebih manusiawi. Dalam kegiatan supervisi pelaksana bukan mencari kesalahan akan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinaan agar pekerjaan yang diawasi diketahui kekurangannya untuk dapat diberi tahu bagaimana cara peningkatannya. Namun berdasarkan fenomena yang terjadi terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataan dalam pelaksanaan supervise, berdasarkan pengamatan terdapat ketidak konsisitenan antara pandangan normativ dengan pandangan deskriptif mengenai supervisi. Seyogyanya supervisi harus memperbaiki pengajaran tapi kenyataanya supervisor lebih menekankan pada tanggung jawab administrativ guru, hal ini berimplikasi terbalik pada tidak terpenuhinya keinginan guru mendapat bantuan langsung dari supervisor untuk memperbaiki pengajaran, mestinya supervisor dapat mengkombinasikan tanggung jawab perbaikan pengajaran dilihat dari aspek professional dengan tanggung jawab administrasi guru untuk mencapai hasil yang lebih luas  pada level kelas melalui perbaikan pengajaran. Karena bantuan pengajaran merupakan pembinaan professional, sedangkan pendekatan administrasi merupakan bagian dari birokrasi
        Supervisi mempunyai peran mengoptimalkan tanggung jawab dari semua program. Supervisi bersangkut paut dengan semua upaya penelitian yang tertuju pada semua aspek yang merupakan factor penentu keberhasilan. Salah satu model supervisi yang dilakukan di sekolah adalah supervisi klinis.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Pengertian  supervise klinis,teknik , tujuan dan fungsinya
2.       Pengertian  supervisi kelas, dan Tekninya





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Supervisi Kelas
          Supervisi kelas adalah serangkaian kegiatan yang akan dilakukan oleh pengawas untuk mengawasi tentang : setumpuk pembuatan administrasi kelas, akan diawasi dan dilihat kelemahan-kelemahannya selama mengajar, setelah itu akan menerima banyak nasehat yang berkaitan dengan tugas mengajar maupun perilaku guru pada umumnya.
B.     Teknik- Teknik Supervisi Kelas
         Teknik-teknik yang dilaksanakan dalam BPS dapat diadopsi untuk digunakan dalam supervise kelas, sehingga supervise kelas menjadi lebih “bersahabat” tidak menakutkan bagi guru, tetapi justru merupakan hal yang dinanti-nanti oleh para
        Ada 3 tahapan dalam melaksanakan supervise kelas yang baik: 1. Tahap sebelum melakukan supervise kelas  2. Tahap Pelaksanaan Supervisi Kelas   3. Tahap setelah supervise kelas. Pada tahap sebelum supervise kelas, hal-hal yang harus dilakukan oleh seorang pengawas atau kepala sekolah adalah sebagai berikut :
1.      Buatlah kesepakatan kapan akan dilakukan supervise kelas dengan guru yang bersangkutan
2.      Diskusikan materi pelajaran apa yang akan diajarkan pada saat supervise kelas.
3.      Bantulah dalam membuat persiapan mengajar dengan memberikan masukan-masukan yang lebih baik.
4.      Yakinkan pada guru yang bersangkutan bahwa kedatangan anda (supervisor) bukan akan menilai atau mengawasi namun anda datang akan memberikan bantuan teknis yang diperlukan oleh guru.
5.      Buatlah kesepakatan untuk membagi peran antara anda (supervisor) dengan guru.
     Anda dapat memposisikan diri dalam 3 peran :
1.      Sebagai Tim Pengajar bersama-sama guru
2.      Sebagai asisten guru yang sedang mengajar, misalnya bertugas membagikan lembar kerja, ikut mengkondisikan siswa dalam kelompok, membantu dalam kerja kelompok dsb
3.      Sebagai pengamat pada tahap pelaksanaan supervise kelas, hal-hal yang harus dilakukan oleh seorang pengawas atau kepala sekolah adalah sebagai berikut :
a.       Datanglah pagi sebelum guru masuk di dalam kelas untuk melakukan “kontrak” ulang tentang: langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan, peran masing-masing yang akan dilakukan, dan pengorganisasian waktu.
b.      Masuklah ke dalam kelas bersama-sama dengan guru yang bersangkutan. Kalau supervisor masuk ke dalam kelas belakangan maka akan menganggu konsentrasi anak pada saat proses pembelajaran, dan juga mungkin menimbulkan rasa takut.
c.       Mintalah guru yang bersangkutan untuk memperkenalkan diri anda (jika belum kenal) bahwa anda datang di kelas tersebut akan membantu dalam proses pembelajaran agar tidak menimbulkan rasa penasaran bagi anak.
d.      Sambil memerankan peran anda dalam proses pembelajaran tersebut, jangan lupa tetap membuat catatan-catatan kecil tentang kelebihan-kelebihan maupun kekurangan-kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran.
e.        Jangan sekali-sekali mengambil alih peran guru untuk anda kuasai.
Pada tahap setelah supervise kelas, hal-hal yang harus dilakukan oleh seorang pengawas atau kepala sekolah adalah sebagai berikut:Lakukanlah diskusi bersama guru dengan mematuhi 5 langkah berikut :
1.      Tunjukkan sikap menghargai (tuliskan komentar anda dibawah ini)
2.      Tanyakan refleksi diri yang penting (tuliskan tanggapan guru tersebut dibawah ini)
3.      Tanyakan peningkatan yang ingin dilakukan oleh guru tersebut (tulis tanggapan yang diberikan oleh guru tersebut)
4.      Berikan saran atau arahkan diskusi ke masalah lain yang belum disebutkan yang mungkin masih bisa ditingkatkan (tuliskan saran anda dibawah)
5.      Rencana tindak lanjut (tuliskan langkah-langkah selanjutnya yang diputuskan bersama) Dengan menerapkan teknik-teknik di atas diharapkan kegiatan supervisi kelas dikemudian hari dapat lebih diterima oleh guru sebagai hal yang sangatlah wajar atau bahkan merupakan hal yang dinanti-nantikan oleh para guru.

C.     Pengertian Supervisi Klinis
        Supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pengajaran dengan melalui siklus yang sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan, dan analisis intelektual yang intensif terhadap penampilan mengajar sebenarnya dengan tujuan untuk mengadakan modifikasi yang rasional”.
Adapun Keith Anderson dan Meredith D. Gall mengemukakan bahwa supervisi klinis adalah proses membantu guru memperkecil ketidaksesuaian atau kesenjangan antara tingkah laku mengajar yang nyata dengan tingkah laku mengajar yang ideal. Secara teknik mereka mengatakan bahwa supervisi klinis adalah suatu model supervisi yang terdiri atas tiga fase, yaitu pertemuan perencanaan, observasi kelas, dan pertemuan balik. Supervisi klinis adalah supervisi yang terfokus pada penampilan guru secara nyata di kelas, termasuk pula guru sebagai peserta atau partisipan aktif dalam proses supervisi tersebut (Mukhtar dan Iskandar, 2009:61)
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa supervisi klinis adalah suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk membantu pengembangan professional guru, khususnya dalam penampilan mengajar, berdasarkan observasi dan analisis data secara objektif sebagai pegangan untuk perubahan tingkah laku mengajar tersebut .
a.       Tujuan Supervisi kelas
Tujuan supervisi adalah mengembangkan situasi belajar dan mengajar yang lebih baik. Usaha perbaikan mengajar dan mengajar ditujukan kepada pencapian tujuan akhir dari pendidikan yaitu pembentukan pribadi anak secara maksimal.
Secara nasional tujuan konkrit dari supervisi pendidikan adalah
1.      Membantu guru dengan jelas dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan
2.      Membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar murid
3.      Membantu guru dalam menggunakan alat pelajaran modern, metode-metode dan sumber-sumber pengalaman belajar.
4.      Membantu guru dalam menilai kemajuan murid –murid dan hasil pekerjaan guru itu sendiri.
5.       Membantu guru-guru baru disekolah sehingga mereka merasa gembira dengan tugas yang diperolehnya.
6.       Membantu guru-guru agar waktu dan tenaganya tercurahkan sepenuhnya dalam membina sekolah.
Sedangkan tujuan khusus supervisi klinis antara lain adalah :
1.      Menyediakan feedback bagi guru yang objektif dari kegiatan mengajar guru yang baru saja dijalankan.
2.      Mendiagnosis dan membantu memecahkan masalah-masalah mengajar
3.       Membantu guru mengembangkan keterampilan dalam menggunakan strategi belajar
4.       Sebagai dasar untuk menilai guru dalam kemajuan pendidikan, promosi jabatan atau pekerjaan mereka
5.       Membantu guru mengembangkan sikap positif terhadap pengembangan diri secara terus-menerus dalam karir dan profesi mereka secara mandiri.

D.    Teknik Supervisi Klinis
Tahapan pelaksanaan supervisi klinis  dalam bentuk siklus dimulai dengan kegiatan pra-observasi atau pertemuan awal pra siklus dan dilanjutkan pada siklus 1, mengamati (observasi) guru atau siklus 2, dan sesudah pengamatan (post observasi) melakukan umpan balik siklus 3. Pada semua tahapan ini supervisor dan guru berusaha memahami dan mengerti mengenai pengamatan dan perekaman data adalah untuk perbaikan pengajaran yang dilakukan oleh guru.
1.      Pra siklus
Tahap-tahap pelaksanaan supervise klinis pada tahap pra siklus dimulai dengan guru merasa butuh bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar. Kebutuhan ini muncul, karena guru butuh pelayanan dari supervisor agar guru mengetahui, memahami kelebihan dan kelemahan dibidang ketrampilan mengajar untuk selanjutnya berusaha meningkatkannya kearah yang lebih baik lagi. Pada tahap ini supervisor meyakinkan guru bahwa melalui bantuan supervisor guru akan dapat mengetahui kelebihan, kelemahan dan atau kekurangan dalam (1) mempersiapkan kegiatan pembelajaran (rencana pelaksanaan pembelajaran). (2) membelajarkan peserta didik mencapai kompetensi yang ditentukan dalam silabus dan RPP dengan menampilkan keterampilan menngajar yang sesuai dengan materi pelajaran; dan (3) secara terus menerus memperbaiki keterampilan mengajardan/atau mengembangkan diri dalam menggunakan model dan strategi pembelajaran.
2.       Siklus pertama
Kegiatan siklus pertama ini adalah guru dengan supervisor bersama sama melakukan review dokumen pembelajaran dengan cara memeriksa dokumen kurikulum   yang terdiri dari standar isi, silabus dan rencana pembelajaran. Dari hasil review tersebut, selanjutnya supervisor menjelaskan hal-hal yang penting untuk diperbaiki. Secara bersama-sama pula antara guru dengan supervisor memperbaiki dokumen kurikulum sampai memenuhi persyaratan baik dilihat dari substansi maupun mekanisme pembelajaran dan dokumen tersebut siap untuk digunakan dalam kegiatan mengajar. (Syaiful Sagala, 2010:204)
        Pada siklus 1 ini kontrak dan isi kontrak yng dirumuskan bersama antara supervisor dengan guru terdiri dari (1) supervisor meyakinkan guru hal yang perlu diamatai tentang proses pembelajaran yang akan dilakukannya di kelas; (2) menetapkan jenis ketrampilan dan aspek education touch yang akan dilatihkan; (3) supervisor bersama guru membicarakan dan menyepakati jenis ketrampilan dan aspek education touch yang akan dilatihkan oleh guru latih selama proses pembelajaran berlangsung dikelas; dan (4) ketrampilan yang disepakati dapat dipilih antara lain ketrampilan bertanya, memberi penguatan, variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, memimpin kelompok kecil, mengelola kelas, mengajar kelompok kecil dan perorangan. Setelah ada kesepakatan bersama antara supervisor dengan guru mengenai aspek ketrampilan apa saja yang akan diamati atau oservasi saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, maka kedua belah pihak menandatangani kontrak tersebut dan siap untuk melaksanakan kegiatan mengajar yang diamati oleh supervisor. 
3.      Siklus observasi
Sesuai kontrak yang telah disepakati bersama antara supervisor dengan guru, maka dilanjutkan dengan kegiatan observasi dikelas. Guru mengajar dan supervisor mengamati guru mengajar sesuai kontrak yang disepakati bersama. Dalam kegiatan observasi ini supervisor mencatat dan merekam dengan cermat berbagai data dan informasi penting prihal guru mengajar sesuai kontrak yang disepakati. Supervisor mengamati guru mengajar dengan cara menggunakan lembar observasi atau merekam dengan handycam jika peralatan tersedia atau dengan cara lainnya yang memungkinkan untuk kegiatan observasi aktivitas mengajar guru. (Syaiful Sagala, 2010:210)
4.      Siklus ketiga Refleksi
Pertemuan setelah pengamatan merupakan bagian penting dari perilaku postobservasi. Pertemuan balikan dalam bentuk refleksi yang dilakukan bersama supervisor dengan guru dilakukan dengan cara menciptakan suasana santai dan akrab dalam suasana keikhlasan dan obyektif dari kedua belah pihak. Dengan penuh antusias, kejujuran dan keikhlasan supervisor menanyakan perasaan guru yang diobservasi secara keseluruhan.
Setelah analisa data dalam kegiatan refleksi para supervisor dan guru bisa mendapatkan (1) perbandingan perilaku guru dan siswa (2) mengidentifikasi perbedaan-perbedaan perilaku siswa dan guru (3) menyelesaikan perbedaan keputusan antara guru dan siswa (4) membandingkan penggunaan isi, bahan-bahan, peralatan, ruang, fisik dan lingkungan social sesuai dengan penggunaan identifikasi dan merencakanan masa depan mereka; dan (5) membandingkan hasil belajar yang diharapkan dengan hasil belajar yang nyata dalam konteks yang sesuai situasi seperti yang diuraikan dalam pengamatan. (Syaiful Sagala, 2010.



BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Banyak guru yang mengalami masalah/kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran pada mata pelajaran yang diampunya. Kesulitan tersebut dapat disebabkan oleh karakteristik mata pelajaran sehingga sulit dipahami guru atau kesulitan dalam aspek-aspek teknis metodologis sehingga bahan ajar kurang dipahami peserta didik. Supervisi klinis yang dilakukan pengawas sekolah kepada guru merupakan salah satu upaya membantu guru untuk mengatasi masalah yang dialaminya dalam rangka memperbaiki kualitas pembelajaran.  Supervisi klinis adalah perbaikan pengajaran dengan hubungan yang intens berlanjut dan matang antara supervisor dan guru searah dengan perbaikan praktek profesional guru yang dapat menjamin kualitas pelayanan belajar secara berkelanjutan dan konsisten. Supervisi klinis memiliki karakteristik atau fokus antara lain, merubah cara mengajar serta didasarkan atas bukti pengamatan.
Ada tiga tahap kegiatan yang dilakukan dalam supervisi klinis yakni tahap pertemuan awal pra siklus yang dilanjutkan pada siklus 1, tahap pengamatan (observasi) guru atau siklus 2, serta tahap refleksi atau umpan balik siklus 3.
B.     SARAN
Demikian makalah ini kami buat, semoga dengan adanya makalah ini bisa menjadi salah satu bahan rujukan dan membantu proses perkuliahan, mohon maaf jika terdapat kesalahan kata atau penulisan karena tidak ada manusia yang sempurna, kesempurnaan hanya milik Allah SWT, mudah-mudahan makalah kedepan Demikianlah lebih baik lagi. Amiiin ya robbal alamin.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar